Mati Lantaran Iri Hati
Sumber: Jawaban.com

Kata Alkitab / 22 February 2016

Kalangan Sendiri

Mati Lantaran Iri Hati

daniel.tanamal Official Writer
5165

Konflik antar keluarga dengan motif iri hati memang bukan hal yang asing. Masalah ini sudah ada sejak keluarga pertama muncul di muka bumi ini. Begitu hebatnya kekuatan 'virus' ini sampai memasuki segala lini kehidupan, termasuk rumah ibadah atau pemimpin agama. Tidak peduli dengan umur, jabatan, suku maupun keyakinan. Yang namanya 'iri hati' sudah menjadi bahaya laten yang dapat menghancurkan hubungan kekerabatan, persahabatan, bahkan pernikahan.

Harun dan Maryam pernah menggosipkan nabi Musa, saudara kandungnya. Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Sekilas terdengar sebuah pertanyaan yang lugas dan biasa, namun dibalik itu ada nada gugatan terhadap kepemimpinan sang nabi. "Bukan hanya Musa yang bisa menjadi pemimpin, saya, kamu, kita juga bisa. Ada apa dengan Maryam dan Harun? Ada rasa cemburu. Mereka tidak pernah menyangka jika sikap hati Maryam akan mendatangkan malapetaka. Wanita itu terkena penyakit lepra dan harus diasingkan selama tujuh hari.

Jaman sudah berganti, kita tidak hidup di masa 'Keluaran' lagi, tetapi sikap iri hati ini tidak bisa keluar dari peradaban ini. Di jaman yang sudah modern dan manusianya sudah pintar, masih ditemukan konflik yang dilandasi oleh "kecemburuan sosial". Jangan kaget, roh ini juga masuk dalam kelompok yang menamakan dirinya 'orang saleh atau kaum agamawi'. Sesama orang kristen dalam gereja masih ada yang gosip sana sini karena iri hati. Bahkan masih ada juga pendeta yang tidak bahagia jika melihat rekan sekerjanya berhasil atau diberkati. Alamak ..?

"Keterlaluan Kok bisa ada hamba Tuhan iri hati? Bukankah mereka sering berkhotbah dan menasehati umat supaya membuang rasa iri?" Bukankah mereka sudah belajar ilmu agama, punya gelar, dan hidup salam firman? Sabar kawan..., pendeta juga manusia, tidak kebal dosa yang satu ini. Lalu bagaimana caranya supaya hidup ini bebas dari iri hati? Ikuti nasehat rasul "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" Jangan seperti tetangga sebelah rumah, menangis ketika melihat orang lain beli rumah baru, dan syukuran saat melihat tetangganya bangkrut.

Belajar menghargai kelebihan orang lain, dan menerima kekurangan diri sendiri. Ikut merasa senang jika melihat tetangga dilimpahi rejeki. Ucapkan 'selamat' saat melihat teman mendapatkan promosi. Dengan tulus hati, bukan basa basi. Sadarilah bahwa Sorga punya takaran berkat untuk setiap orang. Ada yang lima liter, ada yang tiga galon. Itu jatah dari Allah. Kalau jatahmu bulan ini hanya dua karung, syukuri saja. Jangan iri melihat kawanmu yang menerima lima karung. "Mind your own bussines my friend." Hitunglah berkatmu satu-satu, jangan ngitung berkat orang lain.

Perhatikanlah yang satu ini, "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati." 

CAMKANLAH DALAM HATI.


(Penulis adalah Pendeta Paulus Wiratno)

Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)
Halaman :
1

Ikuti Kami